Pengarang : valiant budi
Kategori : kumpulan cerita pendek
Tukar Takdir menceritakan perkara yang kita takuti dan pasti terjadi dalam 12 (dua belas) nasib yang salah satunya mungkin pernah, sedang, atau akan jadi milikmu.
[Takdir 1]
Seandainya aku benar-benar bisa mengulang waktu, apakah aku akan bisa mengubah nasibku dan penumpang lainnya? Atau cuma repetisi tragedi semata?
[Takdir 2]
Saya seperti luwak yang harus merasa bersalah kalau nggak berak karena sudah diberi kandang dan makanan.
[Takdir 3]
Elo nggak perlu bohong, tapi nggak perlu jujur juga. Kita jebak para tahi cecak itu ke alam asumsi mereka sendiri.
[Takdir 4]
Godaan setan, penolakan batin, dan rintihan Maryati silih berganti menghantuiku.
[Takdir 5]
Aku baru tahu bahwa aku ini berbeda saat Mama memperlihatkan foto-fotoku yang sedang tampil menari di pentas seni taman kanak-kanak.
[Takdir 6]
Kite diguna-guna, Mak! Pasti ada yang sirik banget karena warung kite laku keras!
[Takdir 7]
Aku tak tahu pasti apakah Mamah sedang butuh pelarian, atau sudah telanjur terbutakan cinta—atau sudah pasrah menerima kenyataan bahwa lelaki sering berbohong.
[Takdir 8]
Selama di sini, saya sering menyaksikan mereka yang datang berharap-harap romansa, pulang-pulang hati babak belur.
[Takdir 9]
Kehilangan sahabat saja sudah perih, apalagi kehilangan sahabat yang mengandung masa depanmu; anak-anakmu?
[Takdir 10]
Seindah-indahnya kenangan, kalau diingat dalam keadaan buruk, bisa berbalik menyengsarakan.
[Takdir 11]
Kami juga bisa tampil rupawan. Kami tak selamanya akan menggentayangi tempat gelap dan sepi.
[Takdir 12]
Pantas saja kematian tetap jadi misteri, karena setiap yang tahu, akan dibuat terbungkam saat terlahir kembali.
Tukar Takdir menceritakan perkara yang kita takuti dan pasti terjadi dalam 12 (dua belas) nasib yang salah satunya mungkin pernah, sedang, atau akan jadi milikmu.
[Takdir 1]
Seandainya aku benar-benar bisa mengulang waktu, apakah aku akan bisa mengubah nasibku dan penumpang lainnya? Atau cuma repetisi tragedi semata?
[Takdir 2]
Saya seperti luwak yang harus merasa bersalah kalau nggak berak karena sudah diberi kandang dan makanan.
[Takdir 3]
Elo nggak perlu bohong, tapi nggak perlu jujur juga. Kita jebak para tahi cecak itu ke alam asumsi mereka sendiri.
[Takdir 4]
Godaan setan, penolakan batin, dan rintihan Maryati silih berganti menghantuiku.
[Takdir 5]
Aku baru tahu bahwa aku ini berbeda saat Mama memperlihatkan foto-fotoku yang sedang tampil menari di pentas seni taman kanak-kanak.
[Takdir 6]
Kite diguna-guna, Mak! Pasti ada yang sirik banget karena warung kite laku keras!
[Takdir 7]
Aku tak tahu pasti apakah Mamah sedang butuh pelarian, atau sudah telanjur terbutakan cinta—atau sudah pasrah menerima kenyataan bahwa lelaki sering berbohong.
[Takdir 8]
Selama di sini, saya sering menyaksikan mereka yang datang berharap-harap romansa, pulang-pulang hati babak belur.
[Takdir 9]
Kehilangan sahabat saja sudah perih, apalagi kehilangan sahabat yang mengandung masa depanmu; anak-anakmu?
[Takdir 10]
Seindah-indahnya kenangan, kalau diingat dalam keadaan buruk, bisa berbalik menyengsarakan.
[Takdir 11]
Kami juga bisa tampil rupawan. Kami tak selamanya akan menggentayangi tempat gelap dan sepi.
[Takdir 12]
Pantas saja kematian tetap jadi misteri, karena setiap yang tahu, akan dibuat terbungkam saat terlahir kembali.
No comments:
Post a Comment