Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Saturday, April 11, 2020

Adat Berdaulat: Melawan Serbuan Kapitalisme di Aceh


Buku yang berjudul “Adat Berdaulat: Melawan Serbuan Kapitalisme di Aceh”, ditulis oleh empat orang penulis. Oleh karena itu sebelum mengupas isi dari buku ini selayaknya terlebih dahulu mengenal para penulis buku ini secara singkat. Yang pertama Affan Ramli, seorang pengajar Sosiologi di Universitas Teuku Umar dan di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, beliau juga Kolumnis Harian Aceh (2009-2011) dan menulis di berbagai koran, jurnal ilmiah dan buku. Yang kedua Arianto Sangaji, beliau adalah kandidat Ph.D di bidang Critical Human Geography di York University, Kanada__yang sebelumnya meraih gelar M.A di bidang Political Theoris di University Birmingham, Inggris. Beliau juga adalah Kolumnis di harian KompasSuara Pembaruan dan Indoprogress. Yang ketiga Fahri Salam, seorang penulis dan wartawan; tinggal di Yogyakarta. Dan yang keempat adalah Sulaiman Tripa, seorang dosen pada Fakultas Hukum di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. penulis artikel di surat kabar, majalah, tapakmaya dan jurnal.
Aceh sejak masa kerajaan Aceh Darussalam pada ke 16 telah menjadi pesona buat dunia Timur maupun Barat untuk datang ke Aceh, salah satu faktornya ialah posisi geografis Kerajaan Aceh Darussalam di antara Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan, sehingga Aceh menjadi titik temu yang sangat strategis bagi pedagang-pedagang dunia Timur dan Barat. Selain posisi yang strategis, Aceh memiliki komoditi yang melimpah seperti kain kapas, sutera, linen, lukisan, mentega, minyak, candu, tembakau, alat-alat besi, emas dan tentunya lada hitam. Mengetahui komoditi yang berlimpah di Aceh, makanya Portugis juga ingin menguasai daratan Aceh. Oleh karena itu, demi mendapatkan kekayaan Aceh, Portugis merapkan politik devide et empera (pecah belah).
Buku yang berjudul “Adat Berdaulat: Melawan Serbuan Kapitalisme di Aceh”, yang terdiri dari empat bab menggambarkan bahwa sejak masa penjajahan bahkan hingga saat sekarang ini kekayaan Aceh terus diserbu pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan. Dalam bab satu yang ditulis oleh Arianto Sangaji Penjajahan: Serbuan Kapitalisme Global di Aceh, memaparkan sudut pandang kesejarahan dan wawasan kritis tentang cara kerja dan logika dasar kapitalisme. Arianto Sangaji menegaskan bahwa kapitalisme berkembang bukan karena globalisasi. Kapitalisme menjadi global karena sifat tertentu yang memang sebati tertanam dalam sistem tersebut. Wood (2003: 131) bilang bahwa kapitalisme global terjadi bukan karena kapitalisme bekerja dalam skala global, tetapi lebih dari itu dan paling pokok adalah karena watak dasar kapitalisme itu sendiri. Katanya masalah-masalah yang kita hadapi berkaitan dengan globalisasi, ketidak adilan sosial, jurang yang kian lebar antara kaya dan miskin, kehancuran lingkungan hidup, kebangkitan demokrasi dan sebagainya, bukan semata karena ekonomi bersifat global. Penyebab-penyebab masalah tersebut adalah kapitalisme itu sendiri, tidak penting ia bersifat nasional atau internasional.

No comments:

Post a Comment

KKN Desa Penari

Saat motor melaju kencang menembus hutan, Widya mendengar tabuhan gamelan. Suaranya mendayu-dayu dan terasa semakin dekat. Tiba-ti...

Post Top Ad

Your Ad Spot

Menu