Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Tuesday, December 31, 2019

Kau, Aku, dan Sepuucuk Angpau merah


Judul : Kau, Aku, dan Sepuucuk Angpau merah
Pengarang : Tere liye
Tebal : 518 halaman
Kategori : Novel

Dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, dimana tokoh ‘Aku’ dalam novel ini bernama Borno. Borno kecil dikenal sebagai anak yang pandai dan kritis, pernah pada suatu hari Ia yang tinggal di tepian Sungai Kapuas sibuk memikirkan dan bertanya pada orang-orang : “Jika Kita buang air besar di hulu Kapuas, kira-kira berapa hari kotoran itu akan tiba di muara sungai, melintas di depan rumah papan Kami?” tetapi tak ada jawaban yang membuat Borno puas.

Usia 12 tahun, Borno harus menerima kenyataan pahit. Seseorang yang menjadi Imam untuknya meninggalkannya. Bapak Borno yang bekerja sebagai nelayan tersengat ubur-ubur setelah sebelumnya terjatuh dari Kapal. Borno sesak, bukan karena kepergian Bapaknya yang tiba-tiba, namun karena keputusan Bapaknya yang menyetujui mendonorkan jantungnya sebelum tubuhnya benar-benar tak berdaya. Saat itu Borno tak tahu, apakah sengatan ubur-ubur atau pisau bedah dokterlah yang membuat Bapaknya pergi. Kemudian setelah melakukan pembicaraan dengan Pak Tua dan Ibunya, Borno yang awalnya tak mau, akhirnya memutuskan untuk bekerja menjadi pengemudi sepit.

Menjadi pengemudi sepit ternyata tidaklah mudah, Borno harus belajar terlebih dahulu sebelum Ia benar-benar siap mengemudikan sepit. Di hari pertama Ia mengemudikan sepit, saat orang-orang belum mempercayainya, seorang gadis berbaju kuning dengan payung merahnya duduk dengan tenang di bangku paling depan sepitnya, melihat itu, orang-orang baru kemudian berani menaiki sepit Borno.

Seperti biasanya, sebelum turun dari sepit, para pengemudi menyimpan uang di dasar sepit sebagai bayarannya, namun saat itu bukan hanya uang saja yang ia dapat, tetapi sebuah amplop merah yang ia temukan di bangku paling depan. Borno itu adalah benda gadis berpayung merah yang tidak sengaja tertinggal di sepitnya, karena ia ingat betul gadis itulah yang duduk di paling depan sepitnya. Dari sinilah cerita cinta Borno dimulai.

Hari selanjutnya, Borno menunggu gadis itu kembali untuk mengembalikan amplop merah yang tertinggal,ia yakin amplop itu penting bagi si pemiliknya. Menjelang siang hari ia melihat gadis itu menaiki boat putih, tanpa berfikir panjang Borno mengejarnya, namun saat sepitnya hampir saja menyusul boat yang ditumpangi gadis yang dicarinya, sepit Borno kehabisan solar. Akhirnya, setelah Borno mengisi solar, dengan gontai Borno kembali ke dermaga sepit.

Suatu hari, Borno yang belum mengetahui nama si gadis itu berniat untuk menanyakan namanya, supaya tidak terkesan sok kenal, Borno memulai pembicaraan dengan lelucon nama orang. Saat itu, Borno menertawakan nama orang yang berasal dari nama-nama bulan, si gadis hanya tersenyum simpul menanggapinya. Saat akan turun dari sepit, si gadis menyebutkan nama yang membuat Borno terkejut. Mei. Seketika Borno merasa malu dan bersalah.

Sejak mengetahui nama gadis itu, dan melupakan kejadian yang memalukannya, Borno mulai berani menyapa dan mendekati Mei, bahkan Ia sempat mengajari Mei menarik sepit. namun, sebelum Ia berhasil mengajari Mei sepit untuk kedua kalinya sesuai janjinya, Borno harus rela ditinggalkan Mei. Mei harus kembali ke tempat tinggalnya di Surabaya, karena tugasnya di Pontianak sudah selesai. Mengetahui itu, Borno sangat kecewa. Semenjak kepergian Mei, Borno merasa hidupnya ada yang kurang, entah apa itu. Borno menjadi tak semangat. Tak ada lagi antrean nomer 13. Borno merindukan Mei.

6 bulan berlalu, 1 tahun terlewati. Rahasia akhirnya terungkap. Sepulang dari liburannya ke Negeri sebrang, Borno mendapat kabar kalau Mei sakit keras di Surabaya. Sebelum menyusul Mei ke Surabaya, Bibi meminta Borno untuk membaca amplop merah yang ditemukan Borno aat pertemua pertamanya dengan Mei dulu. Disitulah rahasia terungkap. Amplop itu bukan sekedar amplop biasa, apalagi angpau. Amplop itulah yang ternyata menyimpan teka-teki mengapa Mei menjauhinya, juga alasan alasan Papa Mei meminta Borno untuk tidak mendekati Mei.Semua misteri itu terungkap jelas di amplop merah itu.



No comments:

Post a Comment

KKN Desa Penari

Saat motor melaju kencang menembus hutan, Widya mendengar tabuhan gamelan. Suaranya mendayu-dayu dan terasa semakin dekat. Tiba-ti...

Post Top Ad

Your Ad Spot

Menu