Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Monday, April 6, 2020

Mengenal Perbedaan Kerja-teralienasi Digital (Digital Labour) dan Kerja-Umum Digital (Digital Work) - Christian Fuchs dan Sebastian Sevignani


SEJUJURNYA, saya bingung terhadap kepanikan bahwa perkembangan disruptif dari revolusi teknologi digital, IoT (internet of things), algoritma, komputasi awan, AI (kecerdasan artifisial) dan istilah lain yang – jujur saja – sering kita tidak tahu pasti artinya ini akan merebut pekerjaan kita. Ya, penting saya ulangi, “merebut pekerjaan kita.”
Kita pernah mendengar prediksi bahwa kita akan kehilangan 75% pekerjaan dalam 10 tahun. Pak Kepala Bappenas pun nebeng riset McKinsey dalam mengklaim bahwa sekitar 50 juta pekerjaan akan “hilang dalam beberapa waktu ke depan.” Apa saja pekerjaan yang hilang itu?—tanya saja ke sang penggembor-gembor disruption. Jokowi bahkan seolah minder dengan pakar dalam negeri sehingga harus repot-repot mendatangkan guru les dari Negeri Paman Sam dan Negeri Tirai Bambu untuk mengajarkan para pejabat eselon tentang revolusi industri 4.0. Tidak mau kalah, Menteri Tenaga Kerja juga giat menyuruh-nyuruh pekerja untuk les komputer. Tidak pemerintah, tidak pekerja: nampaknya banyak dari kita yang ketakutan teknologi merebut pekerjaan kita.

Download Mengenal Perbedaan Kerja-teralienasi Digital (Digital Labour) dan Kerja-Umum Digital (Digital Work) 

No comments:

Post a Comment

KKN Desa Penari

Saat motor melaju kencang menembus hutan, Widya mendengar tabuhan gamelan. Suaranya mendayu-dayu dan terasa semakin dekat. Tiba-ti...

Post Top Ad

Your Ad Spot

Menu