Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Monday, April 20, 2020

Paper Towns [Kota Kertas]


Novel ini mengisahkan tentang Quentin Jacobsen, anak SMA akhir yang biasa-biasa saja dan bertetangga dengan gadis bernama Margo Roth Spiegelman yang—menurutnya dan menurutku—luar biasa. Saat mereka masih kecil dan menggemaskan, mereka dapat dikatakan sangat dekat. Hingga suatu hari saat mereka berumur sembilan, mereka berdua yang sedang bersepeda santai menemukan mayat seorang pria di dekat danau. Quentin, yang waras dan penakut dan agak paranoid, sudah bersiap kabur. Tapi kemudian dia memikirkan Margo, jadi dia mengurungkan niatnya. Setelah berhasil membujuk Margo untuk pergi, Quentin berusaha sebaik mungkin untuk melupakan kejadian itu, dia tidak mau terlibat dalam masalah itu. Margo sebaliknya, dia menyelidiki kasus itu sampai akhirnya ia mendapat jawaban tentang kematian pria itu.

“Kurasa mungkin aku tahu sebabnya,” katanya akhirnya.

“Apa?”

“Mungkin semua senar dalam dirinya putus.”

Tadinya, aku agak berharap kalau novel ini jadi horor-thriller gitu :c. Tapi, seperti biasa, realita enggak pernah sesuai dengan harapan. Lagipula menurutku, John Green enggak cocok dengan novel bergenre horor/thriller (( ampun )).

Nah, jadi, ketika SMA, Quentin dan Margo enggak sedekat seperti saat mereka kecil. Margo berubah jadi Margo Roth Spiegelman yang populer, cewek beken, disukai banyak orang dan pengelana. Margo punya pacar yang cakep dan populer, teman-teman populer, dan cerita-cerita petualangannya yang populer. Sementara Quentin hanyalah anak SMA biasa, yang normal dan hampir-hampir jadi golongan tertindas. Q—nama panggilan Quentin—punya teman yang biasa-biasa saja yaitu Radar dan Ben.

Q yang sudah bertahun-tahun diabaikan Margo, terkejut saat suatu malam Margo tiba-tiba saja muncul di jendela kamarnya, dan mengajak Q untuk melakukan ‘petualangan tengah malam’ ala Margo. Walau sempat ragu pada awalnya—Q memang paranoid parah—dia akhirnya mau juga. Tapi setelah itu, Margo hilang—atau kira-kira, menurut Q begitu.

No comments:

Post a Comment

KKN Desa Penari

Saat motor melaju kencang menembus hutan, Widya mendengar tabuhan gamelan. Suaranya mendayu-dayu dan terasa semakin dekat. Tiba-ti...

Post Top Ad

Your Ad Spot

Menu