Dulu gua berpikir bahwa masbuk pun bisa menjadi sebuah potensi yang bisa jadi bahan iseng (waktu masih baru banget masuk pesantren). Waktu gua liat ada temen gua, Aldi, yang salat isya sendirian, gua tepuk pundak dia. Setelah itu, dia langsung baca alfatihah dengan suara lantang.
Nah, bukannya menjadi makmum, gua malah berjalan ke depan dia.“CIEEEE KETIPU! HAHAHAHAHA.” ejek gua ke arah mukanya. Nggak bisa nahan, Aldi langsung mengejar gua karena malu, sedangkan gua berlari menjauh sambil tetap tertawa. Gua lari terus sampai akhirnya gua tiba di toko buku dan membaca sampul belakang sebuah buku yang di sana tertulis: “Hey, dibeli dong, jangan dibaca sampul belakangnya doang”
“Buku ini bagus, meskipun saya belum baca.”
(Ibunya Dzawin)
“Tolong dibeli ya, buat modal nikah.”
(pacarnya Dzawin)
“Dzawin?? Siapa itu??”
(orang di pinggir jalan)
“Dzawin? Ada tuh di lantai tiga, gedung 3C, kamar 16.”
(satpam kosan dzawin)
“Mau sekalian isi pulsanya?”
(kasir alpa)
“Hasta la visa baby.”
Download Santri Jahil Iyah by Dzawin Nur.pdf
No comments:
Post a Comment