Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Wednesday, January 8, 2020

Melody dalam puisi


Judul : Seperti hujan jatuh ke bumi
Pengarang : Panji ramdana
Tebal : 21 halaman
Kategori : Non fiksi Puisi

"Aku mencintai kamu yang dengan sungguh-sungguh menghargai perasaanku. Aku berharap kau bukan seseorang yang pandai dalam kebimbangan. Aku membutuhkan kamu yang betul-betul siap dan yakin untuk hidup menua bersamaku. Karena cinta bukan tentang siapa yang telah ada, melainkan tentang siapa yang telah siap. Aku yakin, ketika hari yang ditetapkan-Nya datang. Kita kan dipertemukan pada pertemuan yang mempertemukan pula dua orang terkasih kita. Aku harap kamu segera menujuku, aku menunggu."
Panji Ramdana 

"Sudah banyak tulisan-tulisan dalam papan hati ini. Namun papan ini malah menjadi hitam. Karena papan hati ini sudah tak mampu membendung kata perkata lagi. Terlalu banyak yang kusimpan. Sejenak aku berharap pada tiap doa yang kutitipkan. Semoga suatu saat kau bisa meluangkan waktu untuk sesekali melihat di sekitarmu. Seseorang yang selalu berada di sana, menetapkan kamu sebagai mimpi dan harapannya. Tidak memaksa apalagi mengharuskan, hanya saja ... Hargailah."
Panji Ramdana 

“Aku berjanji, saat aku jatuh cinta pada seseorang dan ketika seluruh diriku jatuh padanya. Aku akan mencoba untuk mengetuk pintu rumahmu terlebih dahulu, barulah setelah itu kan kuketuk pintu hatimu.”
Panji Ramdana 

"Melingkari kening dengan kemelut di kedalaman malam. Dengan jenuh kota memeluk ia yang tak pernah lelah bermalam. Pulanglah padanya yang tak mampu menyikapi keadaan. Pukulah ia dan patahkan janji murah yang berterbangan. Jangan lagi kau simpan. Itu adalah sebaik-baiknya kenangan. Bukan tentang apa yang kamu rasakan saat ini. Melainkan tentang hikmah di balik semua ini."
Panji Ramdana 

"Sahabat. Senakal-nakalnya kamu, aku tahu baikmu seperti apa. Biar saja orang berkata apa tentangmu, sebab mereka hanya mengetahui yang nampak pada luarmu saja. Namun tidak bagiku."
Panji Ramdana 

"Kekasih adalah ia yang benar-benar telah menjadi milikmu dengan seutuhnya. Bukan hanya sebatas ucapan yang kini begitu mudah bergelimang. Rumah menjadi tempat yang benar bagi sepasang kekasih, suasana cinta yang datang adalah keharusan. Saling mengerti dan memahami meski kata tak terucap."
Panji Ramdana 

No comments:

Post a Comment

KKN Desa Penari

Saat motor melaju kencang menembus hutan, Widya mendengar tabuhan gamelan. Suaranya mendayu-dayu dan terasa semakin dekat. Tiba-ti...

Post Top Ad

Your Ad Spot

Menu